Sabtu, 04 Desember 2010

Terapi Keluarga (Family Therapy)

Terapi keluarga adalah sesungguhya bagian dari cabang ilmu konseling yang relatif baru. Dia muncul di sekitar tahun 1950-an, sebagai suatu reaksi/koreksi atas psikoanalisa yang ditemukan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisa dianggap sebagai sesuatu yang ‘gagal’ oleh para pionir terapi keluarga, sekalipun banyak dari mereka terlatih di bidang psikoanalisa.Dalam psikoanalisa, klien harus dikonseling sendirian. Kehadiran orang lain akan mengganggu proses penyembuhan.

para pionir terapi keluarga melihat ini sebagai suatu kelemahan (terutama juga karena pengaruh systems thinking, yang melihat individu sebagai bagian dari suatu sistem yang namanya keluarga). Para pionir ini, terutama Virginia Satir, mencoba menghadirkan anggota keluarga lain dalam proses konseling, dengan keyakinan bahwa klien yang sedang dikonseling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggota keluarga lain. Jadi dalam terapi keluarga, yang hadir tidak hanya individu yang dianggap bermasalah, tetapi juga anggota keluarga yang lain (yang mungkin menganggap dirinya tidak punya masalah).

Sekalipun terapi keluarga diawali dengan kesamaan pola pandang tadi, dalam perkembangannya muncul berbagai aliran dalam terapi keluarga. Berikut ini contoh dari beberapa model yang ada seperti Family Systems Therapy oleh Murray Bowen. Bowen percaya bahwa keluarga mempunyai pengaruh sangat besar (lebih dari yang kita ketahui) terhadap hidup kita. Setiap kali kita masuk dalam suatu hubungan, pola-pola lama yang ada dalam keluarga kita mempengaruhi kita. Apalagi kalau kita mempunyai unfinished business dalam hubungan di keluarga kita. Oleh karena itu, salah satu alat terapi Bowen adalah peta keluarga (genogram) 3 generasi. Structural Family Therapy oleh Salvador Minuchin. Sesuai dengan namanya, model ini melihat kepada struktur keluarga. Untuk mengubah masalah, struktur keluarga harus diperbaiki. Model ini sangat populer di tahun 1970-an.

Cognitive Behaviour Therapy (CBT) oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Model ini meyakini bahwa kelakuan bermasalah timbul karena pola pikir bermasalah. Ubahlah pola pikir yang salah, maka kelakuan bermasalah akan hilang/berubah. Model ini sangat berpengaruh saat ini. Experiential Family Therapy, termasuk disini Client-Centered Therapy oleh Carl Rogers dan Model Satir oleh Virginia Satir. pada Cognitive Behaviour Therapy (CBT) yang harus dilakukan adalah menggali ketidaksadaran klien untuk dapat mengetaguidan mengungkap permaslahan apa saja yang dialaminya barulah kemudian dibuat diagnosa atas kasus tersebut.

1 komentar:

  1. People who describe having particular problems are often the most suitable for cognitive behavior therapy, because it works through having a specific focus and goals. It may be less suitable for someone who feels vaguely unhappy or unfulfilled, but who doesn't have troubling symptoms or a particular aspect of their life they want to work on.

    BalasHapus